Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan
senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun
dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per
liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau
mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi
adalah penyampai pesan antar sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup
tumbuhan, diantaranya perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan dan
pembuahan. Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap
berbagai faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu
dan stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon
sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan.
Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan:
auxins, cytokinins, gibberellins, abscisic acid and ethylene. Namun demikian
menurut perkembangan riset terbaru ditemukan molekul aktif yang termasuk zat
pengatur tumbuh dari golongan polyamines seperti putrescine or spermidine.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri
menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, berbeda dari
hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri oleh individu
yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar sistem individu. Hormon
eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari
ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini dipakai
pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant growth
regulator/substances). (https://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan)
Kelompok
hormon
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan perilaku fisiologi yang sama, bukan kemiripan struktur kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris: auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), dan etilena (etena, ETH). Selain itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).Kelompok Hormon yang biasa di gunakan adalah sebagai berikut:
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan perilaku fisiologi yang sama, bukan kemiripan struktur kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris: auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), dan etilena (etena, ETH). Selain itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).Kelompok Hormon yang biasa di gunakan adalah sebagai berikut:
a. Auxins
Auxin adalah zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan cell, pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
Auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apical, serta gerak fototropisme dan geotropisme. Auksin pertama kali ditemukan oleh Charles Darwin dan putranya pada abad ke-19. Auksin disintesis di meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan pertumbuhan tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda memberikan respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang dapat merangsang atau menghambatnya. Pada kultur jaringan auksin berperan untuk merangsang pertumbuhan kalus, akar, suspensi sel dan organ
Auxin adalah zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan cell, pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
Auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apical, serta gerak fototropisme dan geotropisme. Auksin pertama kali ditemukan oleh Charles Darwin dan putranya pada abad ke-19. Auksin disintesis di meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan pertumbuhan tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda memberikan respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang dapat merangsang atau menghambatnya. Pada kultur jaringan auksin berperan untuk merangsang pertumbuhan kalus, akar, suspensi sel dan organ
b. Cytokinins
Cytokinins merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama cytokinins menghambat pembentukan akar. oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L
Cytokinins merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama cytokinins menghambat pembentukan akar. oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L
Sitokinin mengandung bahan yang penting untuk
merangsang pembelahan sel yang diisolasi dari bagian tumbuhan. F Skoog
menemukan zat yang memberikan efek demikian dari DNA hewan yang kemudian
diketahui sebagai 6 furfuril aminopurin yang selanjutnya diberi nama kinetin.
Senyawa sintetik yang lain seperti 6 benzilaminopurin diketahui memberikan efek
yang sama dengan kinetin dan diberi nama kinin. Hormone dan senyawa- senyawa
yang memberikan pengaruh pada pembelahan sekarang disebut sitokinin (hormon
yang merangsang sitokinesis) Sitokinin juga berpengaruh pada pertumbuhan dan
diferensiasi akar, dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan;,dan
menunda penuaan. Tempat dihasilkannya sitokinin adalah pada akar, embrio dan buah, berpindah dari
akar ke organ lain. Sitokinin berperan dalam menstimulus pembelahan sel dan
merangsang tunas pucuk pada kultur tanaman.
c. Gibberellins
Gibberellin adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum digunakan.
Gibberellin adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum digunakan.
Giberelin ditemukan di jepang ketika ekstrak
jamur Gibberela fujikuroi yang menyerang tanaman padi dapat menimbulkan gejala
yang sama pada waktu disemprotkan pada tanaman yang sehat. Karakteristik dari
penyakit ini adalah menyebabkan pemanjangan ruas-ruas yang berlebihan sehingga
menyebabkan tumbuhan mudah rebah. Kerja utama giberelin merangsang pemanjangan.
Banyak tumbuhan yang secara genetik kerdil, bila diberi giberelin akan tumbuh
memanjang. Disamping merangsang proses pemanjangan, giberelin juga bermanfaat
dalam proses pembungaan, perkecambahan biji, dan menghilangkan dormansi.
Giberelin dapat berinteraksi dengan hormon lain dan di dalam tubuh tumbuhan
bergerak bebas serta angkutan dan
distribusinya tidak polar seperti auksin. Tempat dihasilkan giberelin adalah di
meristem apikal tunas ujung dan akar,
daun muda, serta embrio. Gerelin berguna untuk diferensiasi atau
perbanyakan fungsi sel terutama pembentukan kalus.
d. Abscisic acid
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari gibberellins: hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan.
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari gibberellins: hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan.
Senyawa ini berperan dalam memelihara
dormansi dari pada proses absisi pada daun. Ditemukan oleh ahli fisiologi
Inggris P.F Wareing dan kelompoknya oleh kelompok Amerika dibawah pimpinan F.T
Addicot yang menamakan senyawa tersebut sebagai dormin dan absisin II. Sekarang
senyawa tersebut dikenan dengan nama asam absisat (ABA) dan menyebabkan
dormansi pada biji. ABA yang dihasilkan ini aktivitasnya dapat melawan kerja
giberelin pada beberapa tumbuhan dan memiliki struktur yang mirip dengan
giberelin. Selain dapat mempertahankan dormansi, asam absisat juga berperan
sebagai penghambat pertumbuhan dan merangsang penutupan stomata pada waktu
kekurangan air. Asam absisat dihasilkan di
daun, batang, akar, dan buah yang berwarna hijau.
e. Ethylene
Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.
f. PolyaminesEthylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.
Polyamines mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling mendasar seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine berikatan dengan rantai phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari phosphat.
(dari berbagai sumber)
Sip... Lanjutken Ndan !
BalasHapusWah ternyata hormon itu macam2... Siiip, terimakasih infonya...
BalasHapus