Penyakit hawar daun bakteri (HDB)
ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae. Bakteri patogen ini
biasa disebut juga dengan patogen Xoo. Di masyarakat secara umum penyakit hawar
daun bakteri ini disebut juga sebagai penyakit kresek. Mungkin tanaman yang
terserang penyakit hawar daun bakteri ini bunyinya kresek-kresek pada saat
tertiup angin, sehingga untuk memudahkan akhirnya disebut sebagai penyakit
kresek.
Serangan penyakit hawar daun bakteri
ini menyerang tanaman padi mulai dari persemaian sampai tanaman padi menjelang
panen. Infeksi dimulai dari bagian daun melalui luka seperti bekas potongan
bibit padi atau lubang alami daun seperti stomata (lubang daun) dan merusak
klorofil daun, sehingga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis menjadi
menurun dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Menanam
Varietas Padi Tahan Hawar Daun Bakteri (HDB)
Pengendalian Hawar Daun Bakteri
(HDB) dengan menanam varietas yang tahan dilakukan dengan cara menanam
varietas-varietas padi yang tahan terhadap serangan penyakit hawar daun bakteri
ini. Pada saat ini sudah ada beberapa varietas padi yang tahan pada beberapa
strain / patotipe hawar daun bakteri . Tingkat ketahananan terhadap hawar daun
bakteri ini bervariasi antara agak tahan dan tahan.
Varietas - varietas padi yang agak
tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri ini antara lain Ciliwung, Fatmawati,
Mekongga dan Aek Sibundoong (patotipe IV),Widas, Rokan dan Hipa 3 ( patotipe
III dan IV), Ketonggo, Ciherang, Inpari 2 dan Inpari 3 (patotipe III), Tukad
Unda dan Tukad Petanu (patotipe VIII), Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete
(patotipe IV dan VIII), Inpari 1 dan Inpari 6 Jete (patotipe III, IV dan VIII).
Sedangkan varietas padi yang tahan
terhadap penyakit hawar daun bakteri (HBD) ini antara lain Memberamo, Cibodas,
Maros, Sintanur, Wera, (patotipe III), Way Apo Buru, Singkil, Konawe, Intani,
Sunggal, Ketan Hitam (patotipe III dan IV), Code, Angke, Ciujung, Inpari 1,
Inpari 6 Jete (patotipe III, IV dan VIII) .
Namun menanam varietas tahan juga
harus dilakukan secara hati-hati. Strain / patotipe penyakit hawar daun bakteri
cepat sekali membentuk strain/patotipe baru yang lebih ganas (virulen).
Sehingga tingkat ketahanan padi varietas tahan hawar daun bakteri terhadap
serangan bakteri Xanthomoasn sp penyebab HDB juga menjadi tidak bertahan lama.
Selain itu varietas tahan yang ditanam pada suatu wilayah tertentu bisa menjadi
varietas yang rentan jika ditanam pada wilayah lainya, hal ini disebabkan
karena strain / patotipe HDB ini cepat bergeser dari wilayah yang satu ke
wilayah yang lain.
Pengendalian
Hawar Daun Bakteri (HDB) Dengan teknik budidaya.
Pengendalian penyakit hawar daun
bakteri dilakukan secara terpadu dengan menggunakan teknik budidaya. Beberapa
teknik budidaya yang disarankan antara lain dengan perlakuaan bibit dan
pergiliran varietas, menanam dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat,
irigasi / pengairan secara berselang (intermeten), pemupukan sesuai kebutuhan
tanaman dan menanam varietas tahan.
Perlakukan bibit dilakukan dengan
cara jangan menanam bibit yang dipotong akar atau daunya terlebih dulu sebab
akan mempermudah infeksi bakteri Xoo.. Strain / Patogen HBD ini biasanya
menginfeksi melalui luka bekas potongan pada bibit padi yang ditanam.
Penyakit hawar daun bakteri ini
dipicu juga oleh keadaan lingkungan sekitar pertanaman dengan kelembaban yang
tingi. Oleh karena untuk menekan perkembangan HBD ini dilakukan dengan menanam
padi dengan jarak yang tidak terlalu rapat termasuk menanam sisitim jajar legowo sangat membantu. Pengairan dilakukan secara
berselang (intermiten) sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dan jangan
menggenangi tanaman padi secara terus menerus.
Hawar daun bakteri juga berkembang
pada tanaman padi yang dipupuk dengan pupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi
tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogen yang tinggi akan memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman namun tanaman kurang tahan terhadap infeksi
bakteri patogen Xoo. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan hawar daun
bakteri ini harus pemupukan tanaman padi harus dilakukan secara berimbang.
Pupuk Nitrogen yang diaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasi pupuk Kalium.
Sedangkan pengendalian hawar daun
bakteri dengan aplikasi bahan kimia dapat dilakukan dengan bakterisida. Namun
penggunaan bakterisida ini harus dilakukan secara bijaksana dan sesuai dengan
rekomendasi setempat.
Prasetyo-dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar