HET Pupuk Bersubsidi (per kg)

HET Pupuk Bersubsidi ( per Kg)
Urea........: Rp 1.800
SP-36......: Rp 2.000
ZA............: Rp 1.400
NPK.........: Rp 2.300
Organik...: Rp 500

Minggu, 10 Februari 2013

Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Padi

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae. Bakteri patogen ini biasa disebut juga dengan patogen Xoo. Di masyarakat secara umum penyakit hawar daun bakteri ini disebut juga sebagai penyakit kresek. Mungkin tanaman yang terserang penyakit hawar daun bakteri ini bunyinya kresek-kresek pada saat tertiup angin, sehingga untuk memudahkan akhirnya disebut sebagai penyakit kresek.
Serangan penyakit hawar daun bakteri ini menyerang tanaman padi mulai dari persemaian sampai tanaman padi menjelang panen. Infeksi dimulai dari bagian daun melalui luka seperti bekas potongan bibit padi atau lubang alami daun seperti stomata (lubang daun) dan merusak klorofil daun, sehingga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis menjadi menurun dan pertumbuhan tanaman terhambat.

Menanam Varietas Padi Tahan Hawar Daun Bakteri (HDB)
Pengendalian Hawar Daun Bakteri (HDB) dengan menanam varietas yang tahan dilakukan dengan cara menanam varietas-varietas padi yang tahan terhadap serangan penyakit hawar daun bakteri ini. Pada saat ini sudah ada beberapa varietas padi yang tahan pada beberapa strain / patotipe hawar daun bakteri . Tingkat ketahananan terhadap hawar daun bakteri ini bervariasi antara agak tahan dan tahan.
Varietas - varietas padi yang agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri ini antara lain Ciliwung, Fatmawati, Mekongga dan Aek Sibundoong (patotipe IV),Widas, Rokan dan Hipa 3 ( patotipe III dan IV), Ketonggo, Ciherang, Inpari 2 dan Inpari 3 (patotipe III), Tukad Unda dan Tukad Petanu (patotipe VIII), Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete (patotipe IV dan VIII), Inpari 1 dan Inpari 6 Jete (patotipe III, IV dan VIII).
Sedangkan varietas padi yang tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HBD) ini antara lain Memberamo, Cibodas, Maros, Sintanur, Wera, (patotipe III), Way Apo Buru, Singkil, Konawe, Intani, Sunggal, Ketan Hitam (patotipe III dan IV), Code, Angke, Ciujung, Inpari 1, Inpari 6 Jete (patotipe III, IV dan VIII) .
Namun menanam varietas tahan juga harus dilakukan secara hati-hati. Strain / patotipe penyakit hawar daun bakteri cepat sekali membentuk strain/patotipe baru yang lebih ganas (virulen). Sehingga tingkat ketahanan padi varietas tahan hawar daun bakteri terhadap serangan bakteri Xanthomoasn sp penyebab HDB juga menjadi tidak bertahan lama. Selain itu varietas tahan yang ditanam pada suatu wilayah tertentu bisa menjadi varietas yang rentan jika ditanam pada wilayah lainya, hal ini disebabkan karena strain / patotipe HDB ini cepat bergeser dari wilayah yang satu ke wilayah yang lain.

Pengendalian Hawar Daun Bakteri (HDB) Dengan teknik budidaya.
Pengendalian penyakit hawar daun bakteri dilakukan secara terpadu dengan menggunakan teknik budidaya. Beberapa teknik budidaya yang disarankan antara lain dengan perlakuaan bibit dan pergiliran varietas, menanam dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, irigasi / pengairan secara berselang (intermeten), pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan menanam varietas tahan.
Perlakukan bibit dilakukan dengan cara jangan menanam bibit yang dipotong akar atau daunya terlebih dulu sebab akan mempermudah infeksi bakteri Xoo.. Strain / Patogen HBD ini biasanya menginfeksi melalui luka bekas potongan pada bibit padi yang ditanam.
Penyakit hawar daun bakteri ini dipicu juga oleh keadaan lingkungan sekitar pertanaman dengan kelembaban yang tingi. Oleh karena untuk menekan perkembangan HBD ini dilakukan dengan menanam padi dengan jarak yang tidak terlalu rapat termasuk menanam sisitim jajar legowo sangat membantu. Pengairan dilakukan secara berselang (intermiten) sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dan jangan menggenangi tanaman padi secara terus menerus.
Hawar daun bakteri juga berkembang pada tanaman padi yang dipupuk dengan pupuk Nitogen dengan dosis yang tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium. Pupuk Nitrogen yang tinggi akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman namun tanaman kurang tahan terhadap infeksi bakteri patogen Xoo. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan hawar daun bakteri ini harus pemupukan tanaman padi harus dilakukan secara berimbang. Pupuk Nitrogen yang diaplikasikan harus diimbangi dengan aplikasi pupuk Kalium.
Sedangkan pengendalian hawar daun bakteri dengan aplikasi bahan kimia dapat dilakukan dengan bakterisida. Namun penggunaan bakterisida ini harus dilakukan secara bijaksana dan sesuai dengan rekomendasi setempat.
Prasetyo-dari beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar