Depok – Pemerintah
mengapresiasi program One Day No Rice (Satu Hari Tanpa Nasi) yang dicanangkan oleh Pemkot Depok
setiap hari Selasa. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA saat menghadiri
sosialisasi kegiatan tersebut di Gedung Pemerintah Kota Depok pada Selasa (3/4/2012). ”Upaya Pak
Walikota ini merupakan bagian dari upaya nasional untuk mewujudkan percepatan penganekaragaman atau
diversifikasi pangan yang telah dicanangkan dua tahun lalu di Mataram, NTB,” kata Mentan
Menurut Mentan, program tersebut merupakan salah satu langkah nyata
untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat melalui program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan. “Melalui program One Day No Ricei ini masyarakat diminta untuk mengurangi konsumsi
nasi dari beras sebagai makanan pokok dan mulai mengganti dengan makanan pokok lain dengan bahan
dari jenis umbi – umbian,” jelas Mentan.
Selama ini,
pemerintah telah berusaha keras mengubah pola konsumsi pangan masyarakat dengan tujuan untuk merubah
mindset masyarakat atau pola pikir ke arah pola makan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan halal
serta menurunkan rata – rata konsumsi beras/ kapita sebesar 1,5 persen/tahun. ”Selera dan kebiasaan
makan kan terkait dengan pola pikir yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya masyarakat. Oleh
karena itu sangatlah sulit untuk mengubahnya, sehingga diperlukan sosialisasi yang terus – menerus,
salah satu caranya dengan mengubah mindset atau pola pikir masyarakat,” urai Mentan.
Sebagaimana diketahui, tingkat konsumsi per kapita Indonesia sebesar
139 kg/ tahun. Sementara untuk konsumsi kelompok padi – padian (beras, jagung dan terigu) rumah
tangga sebesar 316/gram per kapita/hari, padahal menurut Standar Pola Pangan Harapan (PPH)
seharusnya 275 gram/hari saja. Sementara itu, konsumsi umbi –umbian hanya 40 gram per kapita per
hari, jumlah ideal 100 gram per kapita per hari. ”Banyak yang kelebihan berat badan di masyarakat
kita, dan Indonesia peringkat empat dunia pengidap penyakit diabetes,” kata Mentan.
Lebih lanjut dikatakan Mentan, pola konsumsi pangan masyarakat
Indonesia pada saat ini umumnya masih timpang, belum beragam dan bergizi seimbang. Skor PPH pada
tahun 2011 baru mencapai 77,3 dari skor ideal 100. Skor tersebut muncul karena masyarakat terlalu
banyak mengonsumsi beras, sementara konsumsi karbohidrat dari sumber pangan umbi – umbian relatif
kecil dan cenderung menurun, padahal konsumsi terigu meningkat terus. Selain itu, konsumsi pangan
sumber protein, vitamin dan mineral juga masih relatif rendah. “Konsumsi daging per kapita baru
sekitar 6,5 kg/kapita, jauh lebih rendah dibandingkan konsumsi di negara ASEAN lainnya,”
ungkapnya.
Sumber: Biro Umum dan Humas, Sumber Diperta Kab. Kediri
|
HET Pupuk Bersubsidi (per kg)
HET Pupuk Bersubsidi ( per Kg)
Urea........: Rp 1.800
SP-36......: Rp 2.000
ZA............: Rp 1.400
NPK.........: Rp 2.300
Organik...: Rp 500
Urea........: Rp 1.800
SP-36......: Rp 2.000
ZA............: Rp 1.400
NPK.........: Rp 2.300
Organik...: Rp 500
Senin, 21 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar